• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Kelas Menengah RI Terjungkal: Penyebab Mengejutkan yang Tak Terduga

img

Zonaberita.web.id Semoga kalian selalu dikelilingi kebahagiaan ya. Disini mari kita bahas tren Ekonomi, Sosial yang sedang diminati. Diskusi Seputar Ekonomi, Sosial Kelas Menengah RI Terjungkal Penyebab Mengejutkan yang Tak Terduga Marilah telusuri informasinya sampai bagian penutup kata.

Kelas Menengah Indonesia Merosot, Distribusi Ekonomi Memburuk

Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), jumlah kelas menengah turun dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 48,27 juta jiwa pada 2023.

Penurunan ini disebabkan oleh distribusi ekonomi yang memburuk. Sektor-sektor dengan keuntungan besar tidak memberikan efek pengganda yang luas dan sulit ditembus karena dikuasai oleh segelintir pihak.

Padahal, standar kemiskinan Indonesia lebih rendah dari yang ditetapkan Bank Dunia. Bank Dunia mengkategorikan garis kemiskinan pada pengeluaran Rp 877.629 per bulan, sementara Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan angka lebih rendah, di bawah Rp 600 ribu.

Penurunan kelas menengah berdampak besar pada perekonomian nasional, khususnya dalam penyerapan produk atau konsumsi. Karena penurunan kelas menengah berarti juga terbatasnya lapangan pekerjaan dan itu juga bisa dilihat dari dampaknya pada pertumbuhan produksi, kata Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN, Zamroni Salim.

Sementara itu, sektor yang bisa menggerakkan ekonomi secara inklusif adalah industri manufaktur. Namun, sektor ini terhambat oleh pembiayaan yang mahal dan pasar yang terbuka untuk produk luar.

Akibatnya, pelaku usaha manufaktur baru cenderung memilih industri ekstraktif, seperti sawit, batu bara, dan nikel. Tapi begitu dapat izin tambang, mereka hanya tinggal bersantai, kata mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago.

Selain itu, angka kelompok masyarakat rentan miskin juga membengkak dari 54,97 juta orang pada 2019 menjadi 67,69 juta orang pada 2024.

Demikianlah kelas menengah ri terjungkal penyebab mengejutkan yang tak terduga telah saya uraikan secara lengkap dalam ekonomi, sosial Dalam tulisan terakhir ini saya ucapkan terimakasih tetap fokus pada tujuan hidup dan jaga kesehatan spiritual. Bagikan kepada orang-orang terdekatmu. jangan lewatkan artikel lain di bawah ini.

© Copyright 2024 - Zona Berita - Indeks Informasi Terkini dan Terbaru Hari Ini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.